![]() |
Foto: Ilustrasi |
Oleh: Fattah Alfarhy
"Salah satu tanda kebaikan Islamnya seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermakna (baginya)." Al-Hadis
Setiap orang punya cara masing-masing untuk menikmati hidupnya. Bukan sekedar hidup biasa, melainkan yang penuh makna. Tiap langkah dihargai dengan mimpi. Tiap kata dimaknai motivasi. Setiap ada masalah dijadikan senjata untuk melawan kemalasan diri sendiri. Adakalanya seseorang lebih fokus pada hobi. Ada pula yang lebih khusyu' mendekat ilahi. Semua itu dilakukan atas dasar rasa syukur segala nikmat yang tak terkira.
Kala mengalami kesedihan, dia berusaha tersenyum kepada siapapun yang dijumpa. Saat hati gembira dia selalu berbagi dengan siapa saja. Ini pertanda seorang dermawan yang periang. Dia tak ingin menyusahkan orang. Namun, dia selalu ingin orang lain bahagia karenanya. Berpikir bijak untuk melandasi sikap dan tindakan yang sesuai dengan norma dan nilai ajaran. Segalanya menjadi mudah saat orang-orang di sekitar pun merespon baik semuanya.
Dunia ini memiliki segala cara untuk memperlihatkan gemerlapnya. Sepasang mata yang tak siap menerimanya dapat terjerumus pada jalan yang salah. Sekiranya belum siap mengambil peran sebuah perubahan, lebih baik diam. Namun, bukan berarti tidak melakukan apapun untuk berkembang. Lebih baik mengalah daripada menyela sesuatu yang belum siap diterima. Memperbaiki diri demi masa depan pemuja mimpi. Bukankah itu lebih bagi seorang pemuda sepertimu?
Bangun tidur baca apa biasanya? Apa cukup doa saja terus beranjak dari tempat bermimpi. Padahal ada lima menit sangat bermanfaat. Sebelum sekolah ada lima menit berkah bukan saja untuk berdoa. Membaca lima menit sebelum kelas dimulai jauh lebih bermanfaat daripada nongkrong di tepi jalan. Sepulang sekolah ada banyak waktu untuk istirahat. Sisa lima menit saja bermanfaat untuk meregangkan otak. Membaca tulisan sedari pagi di sekolah itu bisa saja. Dengan begitu dapat lebih sadar bila tulisan itu semakin jelek. Buka pertanda seorang pemalas juga jeleknya tulisan yang dikoleksi. Justru tambah pahala saat susah payah menerka tulisan yang sarat makna tersebut.
Lima menit sebelum tidur sudah cukup saja dengan berdoa. Menyadari segala kesalahan dan merenungi setiap dosa menjadikan tidur lebih bermakna. Akhirnya, sadar shalat taubat itu seharusnya tiap malam dilakukan. Mengingat dosa kecil seseorang tidak mungkin dapat terhindari dalam kesehariannya. Segera taubat agar tak menyesal saat sudah telat. Mari dihitung dosa atau pahala yang semakin menggunung.
Jika dihitung-hitung lima menit saja itu bermanfaat. Lima menit sesaat mendapat pahala. Setiap lima menit berkah dan penuh makna. Di mana lima menit yang lain? Ke mana lagi perginya? Sia-sia sudah waktu tidak pernah dihitung. Berjalan begitu saja tanpa bayangan. Lima menit kali lima menit dihitung lagi. Jadikan lima menit itu penuh dengan manfaat. Lima menit menggapai berkah. Lima menit sarat makna. Dan lima menit untuk ciptakan inspirasi jiwa.
"Tanpa disadari, waktu menjadi semakin berharga karena habisnya."
Komentar
Posting Komentar