Langsung ke konten utama

Rukun Dalam Perbedaan

Oleh: Fattah Alfarhy

Duduk di tepi pantai mengajarkan kita tentang kesatuan alam yang sangat serasi. Kerukunan antara bumi, air dan udara menjadi terasa lengkap saat cahaya di ufuk Barat itu semakin redup tinggalkan warna yang indah. Sunset, orang bilang begitu indah sesaat sebelum waktu benar-benar Maghrib.

Menunjukkan kepada kita betapa luas pandangan mata menyusuri lautan yang bertepikan langit biru. Kini, langit itu ada di hadapan mata. Ia menyatu bersama lautan. Sebuah kehidupan yang indah. Perbedaan yang tidak menjadi pemisah antara keduanya. Laut dan langit itu menunjukkan keserasian alam yang sungguh luar biasa.

Saat detik-detik matahari meninggalkan keduanya, pertanda kegelapan akan segera datang. Namun, sisa-sisa cahaya itu melukiskan indahnya alam yang tercipta dari aneka perbedaan. Tidak hanya langit, laut dan bumi yang merasakannya. Di saat matahari benar-benar meninggalkan mereka, kegelapan membawa suasana tentram pertanda waktu Magrib telah tiba. Saatnya manusia kembali menyerukan doa dan pengabdiannya kepada Sang Pencipta.

Bukan karena bumi itu rendah terus menuntut langit untuk merendahkan diri. Langit tidak pernah menyombongkan diri karena ketinggiannya. Laut menjadi titik temu antara bumi dan langit. Menyadarkan sepasang mata melihat indahnya kerukunan. Sementara matahari menjadi pengayom bagi segala perbedaan di antara ketiganya. "Terima kasih matahari telah menjadi teman setia bagi kami," pungkas bumi mewakili kedua temannya.

"Alam telah mengajarkan. Mata menyaksikan. Maka, manusia mana yang membenci kerukunan. Sementara perbedaan akan tetap ada sepanjang zaman."

Sebatik, 11 Oktober 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adab Mencari Ilmu

Oleh: Fattah Alfarhy Menuntut ilmu harus ditunjukkan dengan sikap semangat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Waktu tidak boleh terbuang sia-sia tanpa mendatangkan manfaat. Membaca dan memahami suatu materi pelajaran yang sudah atau belum dijelaskan guru, merupakan suatu kewajiban bagi setiap pelajar. Kalau menemukan kesulitan pada suatu persoalan, bertanya dan diskusi bersama teman merupakan suatu hal yang perlu dilakukan. Sehingga, tidak mudah beralih pada persoalan lain sebelum satu persoalan selesai dan dipahami dengan baik.  Adakalanya, tempat duduk yang telah ditentukan oleh seorang guru harus dipenuhi sebagai perintah yang tidak boleh dilanggar. Namun, apabila ada seorang teman yang menempati tempat tersebut, tidak perlu berkelahi atau saling memaksakan melainkan hal yang penting dilakukan ialah melaporkan ke guru yang semula menentukan tempat duduk tersebut.  Pada waktu pelajaran telah dimulai, segera bergegas tinggalkan obrolan bersama teman sekelas untu...

Adab Belajar, Mengkaji Ulang dan Berdiskusi

Oleh: Fattah Alfarhy Jika menginginkan hasil yang lebih baik dalam memahami suatu pelajaran, jangan sendirian ketika belajar. Barangkali dengan belajar bersama teman akan lebih mudah untuk bertukar pendapat dan bisa saling membantu dalam hal tersebut. Walaupun telah memahami suatu pelajaran, tidak sepatutnya meninggalkan buku pelajaran begitu saja. Sudah seharusnya tetap belajar dan berdiskusi dengan teman ialah lebih baik seakan-akan masih belajar di hadapan guru sebenarnya. Ketika belajar harus berlaku sopan terhadap siapa saja, sekalipun di hadapan teman sendiri. Tidak semestinya menunjukkan kepandaian apapun di hadapan teman dengan melecehkannya yang lebih lambat dalam memahami suatu pelajaran. Tidak perlu berdebat kusir yang berkepanjangan pada suatu hal yang jelas salahnya, dan jangan sampai membawa ilmu kepada jalan yang batil. Karena, ilmu itu amanah dari Allah Swt. yang harus dibawa dengan sebaik-baiknya dengan tidak menyia-nyiakannya. Sehingga, mengkaji ulang merupa...

Guru Ngaji

Oleh: Fattah Alfarhy Teringat di masa kecil, saat waktu menjelang Magrib. Lima belas menit lagi adzan akan berkumandang. Tampak dari kejauhan anak-anak berbaris dengan rapinya membawa kitab Turutan dalam dekapannya. Mereka berjalan penuh suka cita. Sesampainya di Musholla, mereka bergegas membantu teman-teman lainnya yang sedari tadi gotong royong mengisi bak tempat air wudlu. Tampak sudah cukup untuk dipakai wudlu para jama'ah shalat Magrib dan Isya', mereka pun menghentikan aktifitasnya. Satu dari mereka segera meraih mikrofon lusuh yang sudah penuh bisikan saat bersuara. Adzan pun berkumandang olehnya. Merdunya suara anak kecil itu. Para jama'ah pun bertanya-tanya, "Anak siapa itu? Alangkah indahnya, lantunan adzan yang dibawakannya." Semua bergegas memenuhi barisan shaf terdepan selepas berwudlu. Sembari menunggu imam, mereka bersama-sama melantunkan lagu-lagu Islami yang penuh makna. Orang menyebutnya sebagai "puji-pujian" yang bermuatan seruan-se...