Langsung ke konten utama

Mama is Number One


Oleh: Fattah Alfarhy

Siang ini berasa sangat panas. Matahari tepat di atas ubun-ubun. Sementara jalan menuju ke rumah masih teramat jauh untuk ditapaki langkah yang semakin lelah. Rasa lapar pun turut melengkapi penderitaan. Aku makin tak kuasa dikalahkan langkah gontai kaki yang makin tak beraturan.

Dan lima belas menit kemudian, tibalah aku di rumah. Sejauh dan selelah apapun yang kita rasa, rumah adalah tempat sejuk yang selalu menaungi kita dalam kedamaian. Saat suka maupun duka, lapar atau kenyang, semua terasa indah di rumah. Sekali pun tak kutemui makanan apapun di rumah, tak ada yang kusesali. Bersyukur telah sampai dengan segenap jiwa raga selamat.

"Mama, aku pulang."

Entah mama ke mana. Tiga kali kupanggil tak kunjung terlihat sapa lembutnya. Padahal aku begitu rindu dengan sambal tomat buatannya. Salah satu makanan favoritku. Kalau makan ada sambal tomat buatan mama, bawaannya suka nambah nasi. Tapi, kali ini entah ke mana beliau.

Aku bergegas ke dapur mencari apa saja yang tersisa. Semua kubuka, kulkas pun kosong. Yang tersisa hanyalah nasi dalam rice cooker. Daripada nahan lapar terlalu lama, tak apalah kali ini makan seadanya. Nasi dengan sambal korek tak mengapa. Asal ada nasi, lauk apapun jadi untuk sekadar ganjal perut.

Setengah jam berlalu, akhirnya mama pulang juga. Tampak beliau keberatan bawaannya. Tak berlaku lama, kuraih sebagian barang untuk kubawakan. Sebagai wujud anak berbakti kepada orang tua, hal ini sudah sering kulakukan.

"Eh, anakku sudah pulang. Kapan datang nak?" tanya mama.

"Sudah sejam yang lalu ma," jawabku sambil pegang kepala.

"Maafin mama ya sayang, belum sempat masak apa-apa. Kirain masih nanti sore pulangnya anak mama. Pasti belum makan ya?"

"Sudah ma. Tadi pakai sambel."

"Oh iya. Sebagai gantinya, mama belikan kamu oleh-oleh dari pasar. Di plastik hijau itu ada serabi manis kesukaanmu. Dan ini baju kokoh mama belikan khusus kamu yang bentar lagi masuk pesantren."

Segera kuraih plastik hijau itu. Kunikmati serabi manis favoritku. Setidaknya ini bisa jadi pengganti sambel tomat buatan mama. Sesibuk apapun mama, beliau selalu perhatian sama anaknya ini. Ada atau tidak, selalu memikirkan anaknya makan apa hari ini. Mamaku selalu nomor satu. Baju kokoh pun dibelinya khusus buatku. Tahun ajaran baru nanti berencana masuk ke pesantren.

Kubuka plastiknya. Dan baju kokoh putih cantik dipandang. Kuraih lengannya, kucoba pakai di badanku. Dan ternyata, tak kusangka sangat besar ukurannya. Kuhampiri mama. Beliau pun tertawa.

"Duuuh, gantengnya anak mama pakai baju baru. Calon santri. Yang sholeh ya nak belajarnya."

"Mama, kenapa kegedean begini? Masak anak mama mau pakai  baju baru tapi kedodoran."

"Iy sayang. Maafin mama, tadi lupa ukuran bajumu. Tapi, tidak apa-apa itu sudah. Bisa dipakai 3 tahun ke depan. Kamu juga bakalan besar badannya."

Bagiku mama tetap bijak memberikan apapun untuk anaknya. Suatu hal yang seakan salah menurutku, ternyata benar juga jika dipikir-pikir ulang. Semua yang terbaik ada pada mama. Dan aku bahagia memiliki mama seperti beliau. My mother is number one.

#KelasfiksiODOP
#onedayonepost

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adab Mencari Ilmu

Oleh: Fattah Alfarhy Menuntut ilmu harus ditunjukkan dengan sikap semangat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Waktu tidak boleh terbuang sia-sia tanpa mendatangkan manfaat. Membaca dan memahami suatu materi pelajaran yang sudah atau belum dijelaskan guru, merupakan suatu kewajiban bagi setiap pelajar. Kalau menemukan kesulitan pada suatu persoalan, bertanya dan diskusi bersama teman merupakan suatu hal yang perlu dilakukan. Sehingga, tidak mudah beralih pada persoalan lain sebelum satu persoalan selesai dan dipahami dengan baik.  Adakalanya, tempat duduk yang telah ditentukan oleh seorang guru harus dipenuhi sebagai perintah yang tidak boleh dilanggar. Namun, apabila ada seorang teman yang menempati tempat tersebut, tidak perlu berkelahi atau saling memaksakan melainkan hal yang penting dilakukan ialah melaporkan ke guru yang semula menentukan tempat duduk tersebut.  Pada waktu pelajaran telah dimulai, segera bergegas tinggalkan obrolan bersama teman sekelas untu...

Adab Belajar, Mengkaji Ulang dan Berdiskusi

Oleh: Fattah Alfarhy Jika menginginkan hasil yang lebih baik dalam memahami suatu pelajaran, jangan sendirian ketika belajar. Barangkali dengan belajar bersama teman akan lebih mudah untuk bertukar pendapat dan bisa saling membantu dalam hal tersebut. Walaupun telah memahami suatu pelajaran, tidak sepatutnya meninggalkan buku pelajaran begitu saja. Sudah seharusnya tetap belajar dan berdiskusi dengan teman ialah lebih baik seakan-akan masih belajar di hadapan guru sebenarnya. Ketika belajar harus berlaku sopan terhadap siapa saja, sekalipun di hadapan teman sendiri. Tidak semestinya menunjukkan kepandaian apapun di hadapan teman dengan melecehkannya yang lebih lambat dalam memahami suatu pelajaran. Tidak perlu berdebat kusir yang berkepanjangan pada suatu hal yang jelas salahnya, dan jangan sampai membawa ilmu kepada jalan yang batil. Karena, ilmu itu amanah dari Allah Swt. yang harus dibawa dengan sebaik-baiknya dengan tidak menyia-nyiakannya. Sehingga, mengkaji ulang merupa...

Guru Ngaji

Oleh: Fattah Alfarhy Teringat di masa kecil, saat waktu menjelang Magrib. Lima belas menit lagi adzan akan berkumandang. Tampak dari kejauhan anak-anak berbaris dengan rapinya membawa kitab Turutan dalam dekapannya. Mereka berjalan penuh suka cita. Sesampainya di Musholla, mereka bergegas membantu teman-teman lainnya yang sedari tadi gotong royong mengisi bak tempat air wudlu. Tampak sudah cukup untuk dipakai wudlu para jama'ah shalat Magrib dan Isya', mereka pun menghentikan aktifitasnya. Satu dari mereka segera meraih mikrofon lusuh yang sudah penuh bisikan saat bersuara. Adzan pun berkumandang olehnya. Merdunya suara anak kecil itu. Para jama'ah pun bertanya-tanya, "Anak siapa itu? Alangkah indahnya, lantunan adzan yang dibawakannya." Semua bergegas memenuhi barisan shaf terdepan selepas berwudlu. Sembari menunggu imam, mereka bersama-sama melantunkan lagu-lagu Islami yang penuh makna. Orang menyebutnya sebagai "puji-pujian" yang bermuatan seruan-se...