Langsung ke konten utama

Adab Saat Makan dan Minum

Oleh: Fattah Alfarhy

Hidup sehat bagi setiap orang akan bergantung pada konsumsi makanan yang dipilih. Alangkah baiknya, bila telah merasa lapar baru kemudian makan. Ketika sudah terasa kenyang, sebaiknya dihentikan. Jangan sampai mengisi perut penuh dengan makanan. Hal ini sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. dalam sabdanya: “Tidaklah seorang Anak Adam mengisi tempat lebih buruk daripada perut (sendiri).” HR. Ahmad, Turmudzi, Ibnu Majah dan Hakim.

Apabila hendak makan, hendaknya mencuci tangan terlebih dulu. Berdoa kepada Allah harus menjadi awal sebelum makan. Tidak sepatutnya menelan makanan sebelum mengunyahnya hingga lunak. Hal tersebut sangat bagus demi pencernaan. Ketika dalam suatu perkumpulan, hendaknya mengambil makanan paling dekat. Tidak patut mengambil makanan yang jauh dari jangkauan. Hal seperti ini merupakan perbuatan tidak sepatutnya.

Sangat dilarang untuk membiasakan hal yang sering dilakukan orang-orang tidak berilmu dan berakhlak tercela di mata manusia. Sebagai contohnya, makan di tengah pasar hingga makan sambil berjalanan walaupun hanya sekadar makanan ringan. Karena hal semisal itu dapat menghilangkan sifat wara’ (dalam ilmunya) dan membuat diri terhina.

Di samping itu, juga dihimbau agar menjauhi sifat bakhil (kikir) dan serakah. Bila duduk bersama orang lain—baik itu sudah kenal atau belum—sebaiknya menawari makan bersama. Apabila makanan masih tersisa, sedekahkan kepada fakir miskin. Jangan sampai malu untuk memberikan sedekah walaupun sedikit. Karena hal itu sangat bermanfaat bagi mereka. Perlu diingat, saat memberikan sedekah kepada mereka jangan sertakan hinaan sedikit pun kepada mereka. Pun juga dilarang menyertakan kata-kata yang menyakitkan hati. Hal ini sebagaimana diajarkan dalam QS. al-Baqarah [2]: 263.

Terlepas dari itu semua, upayakan untuk merahasiakan sedekah tersebut. “Karena sedekah yang tersembunyi itu dapat menghapus kemurkaan Allah Swt.” HR. al-Tabrani

Harus ada upaya untuk menghindari makan dan minum dengan alat yang kotor. Sebab, jika dilakukan akan berpotensi menimbulkan penyakit yang sulit disembuhkan oleh dokter. Wajib minum air yang bersih. Awali dengan berdoa, membaca “basmalah”. Jika minum segelas air, hendaknya tidak dalam satu tegukan. Sebaiknya dilakukan bertahap, tiga kali tegukan. Masing-masing tegukan diawali dengan “basmalah”.

Apabila telah selesai makan dan minum, agar membaca “hamdalah”. Ini dibaca sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. atas segala nikmat yang diberikan. Tentu saja berbagai nikmat itu tidak akan dapat dihitung satu per satu. Dan Allah yang lebih berkuasa untuk memberikan hidayah dan petunjuk-Nya.

Sumber: Kitab Washoya al-Aba’ li al-Abna’


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adab Mencari Ilmu

Oleh: Fattah Alfarhy Menuntut ilmu harus ditunjukkan dengan sikap semangat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Waktu tidak boleh terbuang sia-sia tanpa mendatangkan manfaat. Membaca dan memahami suatu materi pelajaran yang sudah atau belum dijelaskan guru, merupakan suatu kewajiban bagi setiap pelajar. Kalau menemukan kesulitan pada suatu persoalan, bertanya dan diskusi bersama teman merupakan suatu hal yang perlu dilakukan. Sehingga, tidak mudah beralih pada persoalan lain sebelum satu persoalan selesai dan dipahami dengan baik.  Adakalanya, tempat duduk yang telah ditentukan oleh seorang guru harus dipenuhi sebagai perintah yang tidak boleh dilanggar. Namun, apabila ada seorang teman yang menempati tempat tersebut, tidak perlu berkelahi atau saling memaksakan melainkan hal yang penting dilakukan ialah melaporkan ke guru yang semula menentukan tempat duduk tersebut.  Pada waktu pelajaran telah dimulai, segera bergegas tinggalkan obrolan bersama teman sekelas untu...

Adab Belajar, Mengkaji Ulang dan Berdiskusi

Oleh: Fattah Alfarhy Jika menginginkan hasil yang lebih baik dalam memahami suatu pelajaran, jangan sendirian ketika belajar. Barangkali dengan belajar bersama teman akan lebih mudah untuk bertukar pendapat dan bisa saling membantu dalam hal tersebut. Walaupun telah memahami suatu pelajaran, tidak sepatutnya meninggalkan buku pelajaran begitu saja. Sudah seharusnya tetap belajar dan berdiskusi dengan teman ialah lebih baik seakan-akan masih belajar di hadapan guru sebenarnya. Ketika belajar harus berlaku sopan terhadap siapa saja, sekalipun di hadapan teman sendiri. Tidak semestinya menunjukkan kepandaian apapun di hadapan teman dengan melecehkannya yang lebih lambat dalam memahami suatu pelajaran. Tidak perlu berdebat kusir yang berkepanjangan pada suatu hal yang jelas salahnya, dan jangan sampai membawa ilmu kepada jalan yang batil. Karena, ilmu itu amanah dari Allah Swt. yang harus dibawa dengan sebaik-baiknya dengan tidak menyia-nyiakannya. Sehingga, mengkaji ulang merupa...

Guru Ngaji

Oleh: Fattah Alfarhy Teringat di masa kecil, saat waktu menjelang Magrib. Lima belas menit lagi adzan akan berkumandang. Tampak dari kejauhan anak-anak berbaris dengan rapinya membawa kitab Turutan dalam dekapannya. Mereka berjalan penuh suka cita. Sesampainya di Musholla, mereka bergegas membantu teman-teman lainnya yang sedari tadi gotong royong mengisi bak tempat air wudlu. Tampak sudah cukup untuk dipakai wudlu para jama'ah shalat Magrib dan Isya', mereka pun menghentikan aktifitasnya. Satu dari mereka segera meraih mikrofon lusuh yang sudah penuh bisikan saat bersuara. Adzan pun berkumandang olehnya. Merdunya suara anak kecil itu. Para jama'ah pun bertanya-tanya, "Anak siapa itu? Alangkah indahnya, lantunan adzan yang dibawakannya." Semua bergegas memenuhi barisan shaf terdepan selepas berwudlu. Sembari menunggu imam, mereka bersama-sama melantunkan lagu-lagu Islami yang penuh makna. Orang menyebutnya sebagai "puji-pujian" yang bermuatan seruan-se...