Langsung ke konten utama

Sirah Ramadhan (1)


Ternyata sudah puasa yang kelima. Mungkin ada yang merasa berat, ada pula yang mulai terbiasa. Semua tetap satu tujuan meraih kemuliaan di bulan ini. Ramadhan menjadi bulan yang penuh hikmah, banyak pahala dan penuh kebersamaan. Keindahan bulan Ramadhan tidak saja dapat dinikmati dengan hidangan spesial saat berbuka. Akan tetapi, kehadirannya saja sudah spesial dan akan terasa istimewa dengan aneka ibadah juga amalan mulia.
Ramadhan menjadi bulan penuh ampunan. Setiap insan pasti memiliki dosa dan seringkali berbuat maksiat. Bulan ini menjadi satu momentum untuk bertobat. Amal kebaikan akan dilipatgandakan. Keburukan lebih mudah untuk ditahan, karena nafsu yang ditaklukkan. Rasa lapar dan dahaga bukan tanpa arti. Keduanya akan melumpuhkan nafsu yang membara. Sehingga, lebih mudah menahan diri dari perbuatan dosa besar.
Rasulullah Saw. bersabda:
الصلوات الخمس والجمعة إلى الجمعة ورمضان إلى رمضان مكفرات ما بينهن إذا اجتنبت الكبائر
"Shalat lima waktu, shalat Jum'at ke shalat Jum'at berikutnya, puasa Ramadhan ke puasa Ramadhan berikutnya adalah penghapus (dosa) bila dosa besar ditinggalkan." HR. Muslim
Andai saja semua bulan dalam setahun itu Ramadhan, sayang Ramadhan cuma sebulan dalam setahun. Jadi, kesempatan besar untuk melebur dosa dan menumpuk pahala hanya 30 hari. Ini menjadi satu hikmah tersendiri adanya bulan Ramadhan sebagai bulan penuh ampunan. Siapa yang mampu mengambil kesempatan mulia ini, dia akan terbebas dari segala dosa-dosanya yang telah lalu. Namun, sebaliknya saat mereka lalai dengan kemuliaan bulan ini akan rugi dengan kepergian Ramadhan nanti.
Ramadhan datang menambah luasnya kasih sayang. Kesempatan untuk berbagi, memberi dan menambah pahala dengan bersedekah. Dengan bersedekah seseorang akan menumbuhkan kepedulian sosial. Jiwa sosial akan tumbuh seiring rasa perut lapar dan haus tenggorokan yang berlaku seharian. Sebulan ini mencoba bersama mereka, kaum papa yang sudah terbiasa kelaparan tanpa makan sehari-hari.
Semangat kebersamaan itu ditandai dengan berbagi, saling memberi dan mendermakan sebagian harta kepada mereka kaum tak berpunya. Berbuka bersama di masjid tanpa membedakan golongan menunjukkan kebersamaan yang hangat. Shalat tarawih berjamaah menjadi pemandangan indah tersendiri di bulan ini. Bulan yang akan menyimpan cerita, dan juga suka cita. Yang semula tidak kenal, menjadi akrab karena sering berjamaah sama-sama. Yang awalnya bermusuhan menjadi kawan karena buka bersama.
Alangkah indahnya bulan ini, karena setiap malam dilantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Di ufuk Barat dan Timur oleh kaum muslimin Al-Qur'an jadi terdengar ke segala penjuru. Semua semakin lengkap indahnya saat masjid-masjid penuh sesak oleh jama'ah shalat Subuh. Bulan yang indah, bulan yang mulia penuh rahmat dan keberkahan siang malamnya. Ramadhan nan indah, Ramadhan berjamaah semua umat Islam dalam kesantunan dan ramah tamah.
Sebatik, 31 Mei 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adab Mencari Ilmu

Oleh: Fattah Alfarhy Menuntut ilmu harus ditunjukkan dengan sikap semangat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Waktu tidak boleh terbuang sia-sia tanpa mendatangkan manfaat. Membaca dan memahami suatu materi pelajaran yang sudah atau belum dijelaskan guru, merupakan suatu kewajiban bagi setiap pelajar. Kalau menemukan kesulitan pada suatu persoalan, bertanya dan diskusi bersama teman merupakan suatu hal yang perlu dilakukan. Sehingga, tidak mudah beralih pada persoalan lain sebelum satu persoalan selesai dan dipahami dengan baik.  Adakalanya, tempat duduk yang telah ditentukan oleh seorang guru harus dipenuhi sebagai perintah yang tidak boleh dilanggar. Namun, apabila ada seorang teman yang menempati tempat tersebut, tidak perlu berkelahi atau saling memaksakan melainkan hal yang penting dilakukan ialah melaporkan ke guru yang semula menentukan tempat duduk tersebut.  Pada waktu pelajaran telah dimulai, segera bergegas tinggalkan obrolan bersama teman sekelas untu...

Adab Belajar, Mengkaji Ulang dan Berdiskusi

Oleh: Fattah Alfarhy Jika menginginkan hasil yang lebih baik dalam memahami suatu pelajaran, jangan sendirian ketika belajar. Barangkali dengan belajar bersama teman akan lebih mudah untuk bertukar pendapat dan bisa saling membantu dalam hal tersebut. Walaupun telah memahami suatu pelajaran, tidak sepatutnya meninggalkan buku pelajaran begitu saja. Sudah seharusnya tetap belajar dan berdiskusi dengan teman ialah lebih baik seakan-akan masih belajar di hadapan guru sebenarnya. Ketika belajar harus berlaku sopan terhadap siapa saja, sekalipun di hadapan teman sendiri. Tidak semestinya menunjukkan kepandaian apapun di hadapan teman dengan melecehkannya yang lebih lambat dalam memahami suatu pelajaran. Tidak perlu berdebat kusir yang berkepanjangan pada suatu hal yang jelas salahnya, dan jangan sampai membawa ilmu kepada jalan yang batil. Karena, ilmu itu amanah dari Allah Swt. yang harus dibawa dengan sebaik-baiknya dengan tidak menyia-nyiakannya. Sehingga, mengkaji ulang merupa...

Guru Ngaji

Oleh: Fattah Alfarhy Teringat di masa kecil, saat waktu menjelang Magrib. Lima belas menit lagi adzan akan berkumandang. Tampak dari kejauhan anak-anak berbaris dengan rapinya membawa kitab Turutan dalam dekapannya. Mereka berjalan penuh suka cita. Sesampainya di Musholla, mereka bergegas membantu teman-teman lainnya yang sedari tadi gotong royong mengisi bak tempat air wudlu. Tampak sudah cukup untuk dipakai wudlu para jama'ah shalat Magrib dan Isya', mereka pun menghentikan aktifitasnya. Satu dari mereka segera meraih mikrofon lusuh yang sudah penuh bisikan saat bersuara. Adzan pun berkumandang olehnya. Merdunya suara anak kecil itu. Para jama'ah pun bertanya-tanya, "Anak siapa itu? Alangkah indahnya, lantunan adzan yang dibawakannya." Semua bergegas memenuhi barisan shaf terdepan selepas berwudlu. Sembari menunggu imam, mereka bersama-sama melantunkan lagu-lagu Islami yang penuh makna. Orang menyebutnya sebagai "puji-pujian" yang bermuatan seruan-se...