Langsung ke konten utama

Berpikir itu Tanda Kreatif

Oleh: Fattah Alfarhy

Sudah semestinya manusia itu harus berpikir. Sebagai makhluk yang diciptakan paling unik sejagad raya, manusia harus pandai berkreasi. Daya kreatifitas akan menentukan eksistensi hidup seseorang di masa depan.

Ketika muncul orang kreatif, bukan berarti itu semata-mata bawaan. Jika itu jadi patokan, rasanya akan berkecil hati mereka yang telah banyak latihan. Kreatifitas itu bukan saja dalam akal dan pemikiran. Akan tetapi, kreatif itu bisa dinilai dari hasil yang dikerjakan selama beberapa saat.

Adakalanya, kreatif itu ditandai dengan daya nalar apik yang dituangkan dalam karya hasil pemikiran. Tak juga patut dilupakan, segala pekerjaan yang menggunakan kedua tangan menuntut kreatifitas. Hasil fisik dan mudah dilihat sepasang mata adalah kenyataan bahwa kreatifitas dapat dimiliki oleh siapa saja.

Dalam sehari semalam, ada 24 jam. Tentu saja, jika dibagi menurut pekerjaan dan istirahatnya 8x3 sudah cukup. Artinya, satu pekerjaan memakan waktu 8 jam. Bekerja butuh waktu 8 jam. Istirahat, ibadah dan makan bisa memangkas waktu 8 jam. Pun juga, tidur sebagai istirahat malam sangat cukup dengan 8 jam.

Jika kesemua hal tersebut dipikirkan, tentu 24 jam itu masih kurang. Karenanya, jika dilakukan semuanya akan berjalan dengan baik dan mudah dirasa. Namun, tidak menutup kemungkinan berpikir merupakan aktifitas dasar manusia. Jika tanpa berpikir menjalani kehidupan rasanya akan jauh dari kreatifitas. Maka, berpikir merupakan salah satu jalan untuk mengenal eksistensi yang harus dijaga rutinitasnya.

Pikiran yang berjalan akan selalu mempermudah kewajiban yang dilakukan. Orang shalat yang belum sempurna, harus tetap memperbaiki gerakan dan belajar bacaannya. Gunanya, supaya kebaikan itu akan bertahap dalam menuju kesempurnaannya. Berpikir tidak harus yang berat dan membuat waktu terkuras. Akan tetapi, berpikir itu cukup merenungi apa yang terjadi, yang dialami dan yang sempat dikerjakan dalam sehari semalam.

Karenanya, jika ada orang yang mampu berpikir secara continue, dia akan menemukan jati dirinya. Kreatifitas pun akan muncul seiring kebiasaan yang telah dilakukan sehari-hari. Maka, orang kreatif itu bukan hanya karena faktor bawaan. Lebih dari itu, kreatifitas itu merupakan satu karakter pada seseorang yang bisa diasah dan dilatih. Potensi yang dimiliki tiap manusia, patut diberikan tempat untuk dimunculkan. Sehingga, kehidupan manusia benar-benar tampak nyata oleh daya kreatifitas yang dilandasi kekuatan berpikir dan beraktifitas. []

Yogyakarta, 12 September 2018

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day_10

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adab Mencari Ilmu

Oleh: Fattah Alfarhy Menuntut ilmu harus ditunjukkan dengan sikap semangat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Waktu tidak boleh terbuang sia-sia tanpa mendatangkan manfaat. Membaca dan memahami suatu materi pelajaran yang sudah atau belum dijelaskan guru, merupakan suatu kewajiban bagi setiap pelajar. Kalau menemukan kesulitan pada suatu persoalan, bertanya dan diskusi bersama teman merupakan suatu hal yang perlu dilakukan. Sehingga, tidak mudah beralih pada persoalan lain sebelum satu persoalan selesai dan dipahami dengan baik.  Adakalanya, tempat duduk yang telah ditentukan oleh seorang guru harus dipenuhi sebagai perintah yang tidak boleh dilanggar. Namun, apabila ada seorang teman yang menempati tempat tersebut, tidak perlu berkelahi atau saling memaksakan melainkan hal yang penting dilakukan ialah melaporkan ke guru yang semula menentukan tempat duduk tersebut.  Pada waktu pelajaran telah dimulai, segera bergegas tinggalkan obrolan bersama teman sekelas untu...

Adab Belajar, Mengkaji Ulang dan Berdiskusi

Oleh: Fattah Alfarhy Jika menginginkan hasil yang lebih baik dalam memahami suatu pelajaran, jangan sendirian ketika belajar. Barangkali dengan belajar bersama teman akan lebih mudah untuk bertukar pendapat dan bisa saling membantu dalam hal tersebut. Walaupun telah memahami suatu pelajaran, tidak sepatutnya meninggalkan buku pelajaran begitu saja. Sudah seharusnya tetap belajar dan berdiskusi dengan teman ialah lebih baik seakan-akan masih belajar di hadapan guru sebenarnya. Ketika belajar harus berlaku sopan terhadap siapa saja, sekalipun di hadapan teman sendiri. Tidak semestinya menunjukkan kepandaian apapun di hadapan teman dengan melecehkannya yang lebih lambat dalam memahami suatu pelajaran. Tidak perlu berdebat kusir yang berkepanjangan pada suatu hal yang jelas salahnya, dan jangan sampai membawa ilmu kepada jalan yang batil. Karena, ilmu itu amanah dari Allah Swt. yang harus dibawa dengan sebaik-baiknya dengan tidak menyia-nyiakannya. Sehingga, mengkaji ulang merupa...

Guru Ngaji

Oleh: Fattah Alfarhy Teringat di masa kecil, saat waktu menjelang Magrib. Lima belas menit lagi adzan akan berkumandang. Tampak dari kejauhan anak-anak berbaris dengan rapinya membawa kitab Turutan dalam dekapannya. Mereka berjalan penuh suka cita. Sesampainya di Musholla, mereka bergegas membantu teman-teman lainnya yang sedari tadi gotong royong mengisi bak tempat air wudlu. Tampak sudah cukup untuk dipakai wudlu para jama'ah shalat Magrib dan Isya', mereka pun menghentikan aktifitasnya. Satu dari mereka segera meraih mikrofon lusuh yang sudah penuh bisikan saat bersuara. Adzan pun berkumandang olehnya. Merdunya suara anak kecil itu. Para jama'ah pun bertanya-tanya, "Anak siapa itu? Alangkah indahnya, lantunan adzan yang dibawakannya." Semua bergegas memenuhi barisan shaf terdepan selepas berwudlu. Sembari menunggu imam, mereka bersama-sama melantunkan lagu-lagu Islami yang penuh makna. Orang menyebutnya sebagai "puji-pujian" yang bermuatan seruan-se...