Langsung ke konten utama

Terbangun Dari Kealpaan

Oleh: Fattah Alfarhy

Oleh sebagian orang, weekend merupakan hari terbaik untuk keluarga. Weekend merupakan sebutan populer Hari Sabtu dan Minggu menjadi umum libur bagi siapa saja. Baik untuk yang kerja di kantor, kuliah atau yang masih sekolah. Semua berhak menikmati hari liburnya di akhir pekan. Maka, akhir pekan menjadi waktu yang tepat untuk kumpul bersama keluarga.

Biasanya, ada yang menikmatinya dengan jalan-jalan ke tempat rekreasi. Seperti renang, ke pantai dan juga shopping di mall yang ditutup dengan nonton film di bioskop. Ada pula yang sekedar makan di luar bersama keluarga. Namun, tidak lupa berkunjung ke rumah keluarga di luar kota. Semua itu dilakukan dalam rangka menikmati hari bersama keluarga.

Kesibukan selama seminggu tidak cukup hilang dengan istirahat saja. Karena tanpa disadari ada waktu yang hilang oleh mereka. Waktu tersebut adalah waktu bersama keluarga. Walau berkumpul hampir tiap hari, tapi ternyata ada yang kurang tanpa disadari. Kebersamaan memang selalu ada. Tapi, obrolan dalam canda selalu dilupakan meski dipandang tidak penting di hari-hari biasa.

Senda gurau antar anggota keluarga sering dilupakan dengan alasan kesibukan masing-masing. Kegiatan yang berbeda memaksa setiap mereka pergi dan berpisah pada waktu yang berbeda pula. Bahkan, ada yang sangat parah sebagai ayah yang pergi pagi dan pulang malam. Sampai-sampai anak tidak pernah merasakan kasih sayang ayah. Ini terkadang dianggap sepele oleh sebagian keluarga. Sayangnya, mereka tidak lantas mengubah pola hidup bersamaan pola pikir untuk mengubah semua.

Dan pada akhirnya, kesadaran itu baru terbangun bila salah satu anggota keluarga ada yang jatuh sakit, atau terkenal masalah serius. Anaknya terkenal kasus tawuran di sekolah. Ibunya bisa saja tertipu oleh modus arisan. Sang ayah bisa saja terjebak dalam kasus suap yang menjerat satu tim kerjanya. Kalau sudah begitu baru mereka sadar, jika selama ini telah melupakan waktu bersama keluarga. Walau terkesan tidak berguna, sesungguhnya itu sangat penting sekali. Dengan memprioritaskan family time, akan dirasakan betapa berharganya keluarga yang dimiliki. Hingga suatu saat akan terbangun dari kealpaan.

Yogyakarta, 20 September 2018

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day_15

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adab Mencari Ilmu

Oleh: Fattah Alfarhy Menuntut ilmu harus ditunjukkan dengan sikap semangat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Waktu tidak boleh terbuang sia-sia tanpa mendatangkan manfaat. Membaca dan memahami suatu materi pelajaran yang sudah atau belum dijelaskan guru, merupakan suatu kewajiban bagi setiap pelajar. Kalau menemukan kesulitan pada suatu persoalan, bertanya dan diskusi bersama teman merupakan suatu hal yang perlu dilakukan. Sehingga, tidak mudah beralih pada persoalan lain sebelum satu persoalan selesai dan dipahami dengan baik.  Adakalanya, tempat duduk yang telah ditentukan oleh seorang guru harus dipenuhi sebagai perintah yang tidak boleh dilanggar. Namun, apabila ada seorang teman yang menempati tempat tersebut, tidak perlu berkelahi atau saling memaksakan melainkan hal yang penting dilakukan ialah melaporkan ke guru yang semula menentukan tempat duduk tersebut.  Pada waktu pelajaran telah dimulai, segera bergegas tinggalkan obrolan bersama teman sekelas untu...

Adab Belajar, Mengkaji Ulang dan Berdiskusi

Oleh: Fattah Alfarhy Jika menginginkan hasil yang lebih baik dalam memahami suatu pelajaran, jangan sendirian ketika belajar. Barangkali dengan belajar bersama teman akan lebih mudah untuk bertukar pendapat dan bisa saling membantu dalam hal tersebut. Walaupun telah memahami suatu pelajaran, tidak sepatutnya meninggalkan buku pelajaran begitu saja. Sudah seharusnya tetap belajar dan berdiskusi dengan teman ialah lebih baik seakan-akan masih belajar di hadapan guru sebenarnya. Ketika belajar harus berlaku sopan terhadap siapa saja, sekalipun di hadapan teman sendiri. Tidak semestinya menunjukkan kepandaian apapun di hadapan teman dengan melecehkannya yang lebih lambat dalam memahami suatu pelajaran. Tidak perlu berdebat kusir yang berkepanjangan pada suatu hal yang jelas salahnya, dan jangan sampai membawa ilmu kepada jalan yang batil. Karena, ilmu itu amanah dari Allah Swt. yang harus dibawa dengan sebaik-baiknya dengan tidak menyia-nyiakannya. Sehingga, mengkaji ulang merupa...

Guru Ngaji

Oleh: Fattah Alfarhy Teringat di masa kecil, saat waktu menjelang Magrib. Lima belas menit lagi adzan akan berkumandang. Tampak dari kejauhan anak-anak berbaris dengan rapinya membawa kitab Turutan dalam dekapannya. Mereka berjalan penuh suka cita. Sesampainya di Musholla, mereka bergegas membantu teman-teman lainnya yang sedari tadi gotong royong mengisi bak tempat air wudlu. Tampak sudah cukup untuk dipakai wudlu para jama'ah shalat Magrib dan Isya', mereka pun menghentikan aktifitasnya. Satu dari mereka segera meraih mikrofon lusuh yang sudah penuh bisikan saat bersuara. Adzan pun berkumandang olehnya. Merdunya suara anak kecil itu. Para jama'ah pun bertanya-tanya, "Anak siapa itu? Alangkah indahnya, lantunan adzan yang dibawakannya." Semua bergegas memenuhi barisan shaf terdepan selepas berwudlu. Sembari menunggu imam, mereka bersama-sama melantunkan lagu-lagu Islami yang penuh makna. Orang menyebutnya sebagai "puji-pujian" yang bermuatan seruan-se...