Langsung ke konten utama

Cerita Dari Perbatasan

Oleh: Fattah Alfarhy

Berbicara tentang perbatasan Indonesia, kita perlu melihat lebih luas jangkauannya. Jika perbatasan paling Timur, kita akan melihat Papua Nugini. Perbatasan paling Selatan, kita melihat ada Timor Leste. Selain itu, ada pula Samudera Hindia yang mengapit Kepulauan Nusantara. Di sebelah Barat, pulau terakhir bernama Sabang. Lalu bagaimana di wilayah paling Utara Indonesia?

Kita punya pulau Kalimantan yang terhampar luas, berbatasan langsung dengan Wilayah Negeri Bagian Sabah, Malaysia. Di Kalimantan Barat kita akan bertemu dengan Entikong, yang berbatasan langsung dengan Sabah. Kita jalan lagi ke wilayah paling Utara Indonesia, terdapat wilayah Kalimantan Utara. Di sana terdapat dua pulau kecil yang berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia, yaitu Nunukan dan Sebatik. Namun, yang akan kita tengok lebih dalam kali ini adalah pulau Sebatik.

Pulau Sebatik merupakan salah satu pulau di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Baik itu wilayah darat maupun lautnya. Sebatik ini tergolong unik. Kenapa? Karena, pulau ini terbagi ke dalam dua wilayah Negara yang berbeda. Letak geografisnya berada di antara 4,15° LU dan 117, 78333° BT. Luas pulau ini mencapai 433, 84 km² yang terbagi ke dalam dua wilayah; 246, 1 km² wilayah Selatan milik Indonesia dan 187, 23 km² wilayah Utara milik Malaysia. Wilayah ini terbagi atas kesepakatan kedua negara. Sedangkan populasi penduduknya mencapai ± 1.120.283 jiwa.

Di sebelah barat pulau ini terdapat Pulau Nunukan. Pulau Sebatik merupakan daerah perbatasan Indonesia-Malaysia. Pulau Sebatik termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Sebatik, yaitu kecamatan paling timur di kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Kecamatan Sebatik terdiri dari empat desa, yaitu Tanjung Karang, Pancang, Sungai Nyamuk Tanjung Aru dan Setabu. Pulau ini secara umum beriklim panas dengan suhu udara rata-rata 27,8 °C, suhu terendah 22,9 °C pada bulan agustus dan tertinggi 33,0 °C pada bulan April. Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar yang menjadi prioritas utama pembangunan karena perbatasan langsung dengan negara tetangga. Program utama yang perlu dilakukan di Pulau Sebatik antara lain adalah pembangunan sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan pariwisata serta peningkatan hukum dan pengawasan keamanan.

Pulau Sebatik terdiri dari 5 Kecamatan di antaranya Kecamatan Sebatik Induk (Kecamatan tertua di Pulau ini), Kecamatan Sebatik Timur, Kecamatan Sebatik Tengah, Kecamatan Sebatik Utara dan Kecamatan Sebatik Barat. Dari 5 kecamatan tersebut terbagi ke dalam 19 Desa. Kecamatan Sebatik terdiri dari Desa Padaidi, Desa Sungai Manurung, Desa Tanjung Karang dan Desa Balansiku.

Kecamatan Sebatik Barat terdiri dari Desa Setabu, Desa Binalawan, Desa Liang Bunyu dan Desa Bambangan. Kecamatan Sebatik Tengah terdiri dari Desa Sungai Limau, Desa Maspul, Desa Bukit Harapan dan Desa Aji Kuning. Kecamatan Sebatik Utara terdiri dari Desa Seberang, Desa Lapri dan Desa Pancang, sedangkan Kecamatan Sebatik Timur terdiri dari Desa Tanjung Harapan, Desa Sungai Nyamuk, Desa Bukit Aru Indah dan Desa Tanjung Aru.

Adapun desa yang berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia di pulau ini adalah Desa Sei Panca berbatasan langsung dengan wilayah laut Malaysia. Sedangkan desa Aji Kuning dan Bambangan berbatasan langsung dengan Malaysia di daratan pulaunya. Jika kita melihat pada sebuah peta, pulau ini memiliki garis yang membelahnya menjadi dua bagian. Itulah garis menunjukkan perbatasan antar kedua negara.

Ada satu keunikan tentang Sebatik. Salah satunya adalah sebuah rumah yang berdiri di atas dua wilayah negara. Bagian ruang tamu di Indonesia dan bagian dapur berada di wilayah Malaysia. Rumah ini sempat menjadi pemberitaan di Televisi beberapa waktu yang lalu. Beberapa tahun yang lalu juga menjadi perhatian media karena Sebatik terkenal banyak konsumsi produk Malaysia. Hal ini karena produk dari sana relatif lebih terjangkau dan bisa lebih cepat persediaannya.

Cerita tentang Sebatik, tidak akan pernah habis. Karena dari masa ke masa selalu muncul keunikan-keunikan yang terbarukan. Syukur, aku pernah menjadi bagian dari pulau ini selama 3 tahun terakhir. Di sana aku berjuang mengabdikan diri membentuk generasi masa depan bangsa. Anak-anak TKI banyak sekolah di Sebatik, dan aku sempat menjadi bagian dari pendidikan mereka. Semoga Sebatik selalu bercerita tentang alamnya, keelokan lokalitas penduduknya dan kisah perjuangan para penjaga perbatasan yang tak pernah lelah.

Yogyakarta, 30 September 2018

#Tantangan_3
#KomunitasODOP
#ODOP_6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adab Mencari Ilmu

Oleh: Fattah Alfarhy Menuntut ilmu harus ditunjukkan dengan sikap semangat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Waktu tidak boleh terbuang sia-sia tanpa mendatangkan manfaat. Membaca dan memahami suatu materi pelajaran yang sudah atau belum dijelaskan guru, merupakan suatu kewajiban bagi setiap pelajar. Kalau menemukan kesulitan pada suatu persoalan, bertanya dan diskusi bersama teman merupakan suatu hal yang perlu dilakukan. Sehingga, tidak mudah beralih pada persoalan lain sebelum satu persoalan selesai dan dipahami dengan baik.  Adakalanya, tempat duduk yang telah ditentukan oleh seorang guru harus dipenuhi sebagai perintah yang tidak boleh dilanggar. Namun, apabila ada seorang teman yang menempati tempat tersebut, tidak perlu berkelahi atau saling memaksakan melainkan hal yang penting dilakukan ialah melaporkan ke guru yang semula menentukan tempat duduk tersebut.  Pada waktu pelajaran telah dimulai, segera bergegas tinggalkan obrolan bersama teman sekelas untu...

Adab Belajar, Mengkaji Ulang dan Berdiskusi

Oleh: Fattah Alfarhy Jika menginginkan hasil yang lebih baik dalam memahami suatu pelajaran, jangan sendirian ketika belajar. Barangkali dengan belajar bersama teman akan lebih mudah untuk bertukar pendapat dan bisa saling membantu dalam hal tersebut. Walaupun telah memahami suatu pelajaran, tidak sepatutnya meninggalkan buku pelajaran begitu saja. Sudah seharusnya tetap belajar dan berdiskusi dengan teman ialah lebih baik seakan-akan masih belajar di hadapan guru sebenarnya. Ketika belajar harus berlaku sopan terhadap siapa saja, sekalipun di hadapan teman sendiri. Tidak semestinya menunjukkan kepandaian apapun di hadapan teman dengan melecehkannya yang lebih lambat dalam memahami suatu pelajaran. Tidak perlu berdebat kusir yang berkepanjangan pada suatu hal yang jelas salahnya, dan jangan sampai membawa ilmu kepada jalan yang batil. Karena, ilmu itu amanah dari Allah Swt. yang harus dibawa dengan sebaik-baiknya dengan tidak menyia-nyiakannya. Sehingga, mengkaji ulang merupa...

Guru Ngaji

Oleh: Fattah Alfarhy Teringat di masa kecil, saat waktu menjelang Magrib. Lima belas menit lagi adzan akan berkumandang. Tampak dari kejauhan anak-anak berbaris dengan rapinya membawa kitab Turutan dalam dekapannya. Mereka berjalan penuh suka cita. Sesampainya di Musholla, mereka bergegas membantu teman-teman lainnya yang sedari tadi gotong royong mengisi bak tempat air wudlu. Tampak sudah cukup untuk dipakai wudlu para jama'ah shalat Magrib dan Isya', mereka pun menghentikan aktifitasnya. Satu dari mereka segera meraih mikrofon lusuh yang sudah penuh bisikan saat bersuara. Adzan pun berkumandang olehnya. Merdunya suara anak kecil itu. Para jama'ah pun bertanya-tanya, "Anak siapa itu? Alangkah indahnya, lantunan adzan yang dibawakannya." Semua bergegas memenuhi barisan shaf terdepan selepas berwudlu. Sembari menunggu imam, mereka bersama-sama melantunkan lagu-lagu Islami yang penuh makna. Orang menyebutnya sebagai "puji-pujian" yang bermuatan seruan-se...