Langsung ke konten utama

Sambung Cerita

Oleh: Fattah Alfarhy

Menulis cerita sering dianggap sulit oleh sebagian orang. Besar kemungkinan, mereka masih pemula dan masih enggan untuk mencoba menulis. Atau mereka ingin menulis, tapi bingung harus dari mana. Simpel saja, menulis cerita itu mudah bagi yang mau memulainya. Sebaliknya, akan sangat sulit bagi yang belum terbiasa menulis, atau sekedar bercerita kepada rekannya. Mungkin saja itu dianggap rahasia. Atau barangkali dia masih belum percaya diri ketika nanti dikomentari.

Bercerita itu bisa melalui dua cara, bisa secara lisan atau tulisan. Untuk lisan ini menjadi kesukaan kebanyakan orang, karena langsung bisa didengar dan mendapat komentar. Namun, penerimanya tidak boleh sembarang orang. Cerita lisan ini hanya boleh didengar kalangan tertentu saja. Semisal keluarga, teman dekat, sahabat atau teman satu komunitas. Selain itu, sangat sulit untuk masuk dan akan dianggap ikut campur.

Lain halnya dengan cerita tulisan. Kebanyakan orang menulis cerita karena alasan tugas. Tidak banyak orang yang menulis cerita untuk kemudian dibagi kepada khalayak umum. Secara tidak langsung, bercerita melalui tulisan bisa menjangkau ruang publik lebih luas. Jadi, tidak semua orang menulis cerita demi popularitas yang didambakan. Justru kebanyakan mereka menulis, karena ingin mengabadikan apa yang telah dilalui sebagai kenangan.

Karenanya, menulis cerita sering dipandang sebelah mata. Bercerita di tulisan seringkali tidak pernah disambung dan selesai saat itu juga. Padahal, kalau ingin mengabadikannya, cerita itu akan panjang dan saling bersambung satu sama lainnya. Itulah keuntungan menulis sambung cerita. Sangat berbeda dengan bercerita secara lisan yang berkemungkinan akan cepat dilupakan dan terancam dimodifikasi isinya. Sehingga, antara pendengar pertama dengan pendengar yang ke sekian kalinya rawan terjadi kurang utuh cerita yang disampaikan.

Inilah kemudian, dapat ditangkap kesimpulan bahwa menulis cerita menjadi satu hal yang begitu penting. Ketika tidak langsung satu cerita sekaligus, maka pembahasan ceritanya bisa bersambung. Demikian itu akan lebih memudahkan pembaca untuk memahami dan menangkap pesan di dalamnya. Keuntungan sambung cerita adalah bisa menimbulkan rasa penasaran para pembaca yang menunggu kelanjutannya. Maka, tulisan cerita yang mengalir akan sangat digemari pembaca dan selalu ditunggu kelanjutannya.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day_16

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adab Mencari Ilmu

Oleh: Fattah Alfarhy Menuntut ilmu harus ditunjukkan dengan sikap semangat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Waktu tidak boleh terbuang sia-sia tanpa mendatangkan manfaat. Membaca dan memahami suatu materi pelajaran yang sudah atau belum dijelaskan guru, merupakan suatu kewajiban bagi setiap pelajar. Kalau menemukan kesulitan pada suatu persoalan, bertanya dan diskusi bersama teman merupakan suatu hal yang perlu dilakukan. Sehingga, tidak mudah beralih pada persoalan lain sebelum satu persoalan selesai dan dipahami dengan baik.  Adakalanya, tempat duduk yang telah ditentukan oleh seorang guru harus dipenuhi sebagai perintah yang tidak boleh dilanggar. Namun, apabila ada seorang teman yang menempati tempat tersebut, tidak perlu berkelahi atau saling memaksakan melainkan hal yang penting dilakukan ialah melaporkan ke guru yang semula menentukan tempat duduk tersebut.  Pada waktu pelajaran telah dimulai, segera bergegas tinggalkan obrolan bersama teman sekelas untu...

Adab Belajar, Mengkaji Ulang dan Berdiskusi

Oleh: Fattah Alfarhy Jika menginginkan hasil yang lebih baik dalam memahami suatu pelajaran, jangan sendirian ketika belajar. Barangkali dengan belajar bersama teman akan lebih mudah untuk bertukar pendapat dan bisa saling membantu dalam hal tersebut. Walaupun telah memahami suatu pelajaran, tidak sepatutnya meninggalkan buku pelajaran begitu saja. Sudah seharusnya tetap belajar dan berdiskusi dengan teman ialah lebih baik seakan-akan masih belajar di hadapan guru sebenarnya. Ketika belajar harus berlaku sopan terhadap siapa saja, sekalipun di hadapan teman sendiri. Tidak semestinya menunjukkan kepandaian apapun di hadapan teman dengan melecehkannya yang lebih lambat dalam memahami suatu pelajaran. Tidak perlu berdebat kusir yang berkepanjangan pada suatu hal yang jelas salahnya, dan jangan sampai membawa ilmu kepada jalan yang batil. Karena, ilmu itu amanah dari Allah Swt. yang harus dibawa dengan sebaik-baiknya dengan tidak menyia-nyiakannya. Sehingga, mengkaji ulang merupa...

Guru Ngaji

Oleh: Fattah Alfarhy Teringat di masa kecil, saat waktu menjelang Magrib. Lima belas menit lagi adzan akan berkumandang. Tampak dari kejauhan anak-anak berbaris dengan rapinya membawa kitab Turutan dalam dekapannya. Mereka berjalan penuh suka cita. Sesampainya di Musholla, mereka bergegas membantu teman-teman lainnya yang sedari tadi gotong royong mengisi bak tempat air wudlu. Tampak sudah cukup untuk dipakai wudlu para jama'ah shalat Magrib dan Isya', mereka pun menghentikan aktifitasnya. Satu dari mereka segera meraih mikrofon lusuh yang sudah penuh bisikan saat bersuara. Adzan pun berkumandang olehnya. Merdunya suara anak kecil itu. Para jama'ah pun bertanya-tanya, "Anak siapa itu? Alangkah indahnya, lantunan adzan yang dibawakannya." Semua bergegas memenuhi barisan shaf terdepan selepas berwudlu. Sembari menunggu imam, mereka bersama-sama melantunkan lagu-lagu Islami yang penuh makna. Orang menyebutnya sebagai "puji-pujian" yang bermuatan seruan-se...