Oleh: Fattah Alfarhy
Sebagian orang tentu beranggapan bahwa Al-Qur'an itu sudah final. Mushaf Al-Qur'an yang tersebar ke seluruh penjuru dunia saat ini merupakan hasil upaya kodifikasi yang dilakukan di masa Khulafaur Rasyidin. Kita tidak boleh lagi menggugat atau bertanya apa benar itu Al-Qur'an atau justru hasil modifikasi orang-orang di masa itu? Bisa saja muncul pertanyaan lain, apakah otentisitas Al-Qur'an benar-benar terjamin?
Flashback ke sejarah masa silam tentang proses pengumpulan Al-Qur'an yang begitu panjang dan rumit. Kalau hanya dilandasi dengan kacamata keimanan tentu sebagai muslim beriman, bahwa Al-Qur'an itu Kalamullah. Tetapi, jika menilik sejarah pengumpulan sampai kodifikasi menjadi satu mushaf bukannya kemungkinan manusia itu ada khilafnya. Karenanya, banyak kalangan orientalis yang menggugat otentisitas Al-Qur'an.
Mereka beranggapan bahwa Al-Qur'an yang ada sekarang itu hasil akal-akalan Rasulullah selaku penyampai wahyu kala itu. Proses penurunan wahyu yang begitu lama memunculkan kecurigaan orientalis jika Al-Qur'an bukan benar-benar kalam Allah. Karena, lebih cenderung kepada bahasa Nabi Muhammad sebagai bangsa Quraisy. Parahnya, mereka menggugat Al-Qur'an tersebut tidaklah benar sebagai wahyu yang menyertai ajaran Islam kala itu.
Mereka pun berdalih, "Kalau saja Al-Qur'an itu wahyu Tuhan, tentu tidak turun secara bertahap dan melalui proses yang panjang. Karena, kemungkinan proses penurunan itu memicu adanya kesalahan proses penyampaian ayat-ayatnya." Mereka beranggapan bahwa wahyu itu harus turun sekaligus tanpa tahapan semacam itu.
Dengan demikian, Al-Qur'an telah menempati sejarah penurunan yang sangat panjang. Tidak sampai di situ saja, juga telah menyita perhatian para peneliti baik dari kalangan sarjana muslim maupun orientalis. Kendati pun orientalis sulit mempercayai otentisitas Al-Qur'an yang ada saat itu, pada hakikatnya Allah selalu menjaga keotentikannya tanpa harus berdebat dan memeras keringat. Karena, Allah menjaga Al-Qur'an tersebut dengan mewakilkan para penghafal kitab suci tersebut sebagai satpam abadi yang ada di dunia ini.
Tak usahlah peduli, apa yang dikata mereka yang tidak percaya kebenaran Al-Qur'an. Mereka hanya ingin menghancurkan Islam melalui isu yang tidak bermutu. Biarlah kita yang beriman selalu beribadah mengikuti pedoman yang Al-Qur'an tuntunan pada kita. Semuanya akan menemukan kebenaran pada akhirnya, tanpa harus merekayasa siapa yang harus benar dan untuk apa kebenaran itu harus dibuktikan.
Yogyakarta, 23 September 2018
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Tantangan_2
Komentar
Posting Komentar