Langsung ke konten utama

Beribadah Tanpa Ilmu

Oleh: Fattah Alfarhy

Memang benar, zaman semakin maju. Era masa kini jelas berbeda dengan beberapa tahun lalu. Sekarang banyak sumber belajar yang dengan mudah bisa diakses via internet. Barangkali, kalau zaman dulu butuh waktu untuk menghadap atau menghadiri majlis ilmu dan sekolah lainnya. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan ilmu dari guru. Maka, sangat rugi bila kemajuan di zaman serba virtual ini tidak dapat dimanfaatkan manusianya.

Ibadah merupakan amalan wajib bagi tiap muslim sepanjang hidupnya. Sebagai muslim yang taat tentu tidak boleh meninggalkan kewajiban shalat 5 waktu. Shalat yang merupakan amalan ibadah paling utama di atas lainnya. Sebab itulah, shalat menjadi amal ibadah yang pertama kali akan dihitung di hari kiamat.

Betapa pentingnya shalat, maka harus dipelajari ilmunya. Orang muslim harus mengutamakan ilmu tentang shalat daripada ilmu lainnya. Karena, ibadah shalat tanpa ilmu hanya sia-sia. Ibarat seseorang berjalan tanpa arah, tentu tidak akan pernah sampai pada tujuannya. Ibarat berjalan mencari suatu tempat, maka petunjuk yang justru lebih dipentingkan daripada perjalanan itu sendiri. Sehingga, ilmu akan menempatkan dirinya sebagai petunjuk untuk mencapai kesempurnaan shalat tersebut.

Jika seseorang beribadah tanpa tuntunan ilmu, dia tentu akan mendapatkan kecapean saja. Shalat tidak didasari kepada pemahaman kaifiyat atau fikihnya sama saja dengan menggugurkan kewajiban saja. Hal tersebut tak ubahnya dengan anak kecil yang masih ikut-ikutan bapaknya pergi ke mesjid. Dia tak mengerti maksud dan makna itu semua. Selain itu, shalat tanpa ilmu yang benar hanya menjadi pelebur kewajiban semata. Nilai ibadah tidak dapat, dicatat sah atau diterima juga belum tentu mungkin.

Oleh karena itu, amal ibadah harus disertai dengan ilmunya. Gunanya, ibadah tersebut bisa bernilai bagi pelaksananya. Orang tersebut juga akan mendapat hikmahnya. Jika shalat itu berilmu, maka kemungkinan besar sahnya. Jika sah shalat tersebut, maka besar harapan dapat diterima dan berpahala sebagai penggugur dosa. Intinya, belajar tentang shalat ini boleh di mana saja.

Asalkan tetap belajar dari waktu ke waktu untuk semakin menyempurnakan ibadah. Zaman yang berkembang ini harus diikuti perkembangan pemikiran. Ilmu shalat tidak lagi hanya disajikan di kelas. Namun, di era perkembangan teknologi ini ilmu tentang shalat bisa diakses kapan dan di mana saja. Jika masih ada yang enggan untuk belajar, betapa terlalunya tidak mau memanfaatkan perkembangan teknologi yang tinggal melahap saja.

Benar kata Imam Az Zarnuji bahwa, "Satu orang 'alim itu jauh lebih ditakuti setan daripada seribu ahli ibadah tak berilmu." Ini menegaskan pentingnya belajar supaya mendapatkan ilmu. Jika sudah berilmu, ibadah bisa terasa nikmat dan hikmat. Kedudukan orang berilmu jauh lebih mulia daripada orang ahli ibadah tapi tanpa ilmu. Karena itu, yang terpenting adalah berilmu dulu baru beribadah. Ibadah harus dilandasi ilmu agar lebih berkualitas dan bermakna. Sebaliknya, ibadah tanpa ilmu hanya akan membuatnya waktu dan membuat diri terasa hampa.

Yogyakarta, 4 September 2018

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day_2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adab Mencari Ilmu

Oleh: Fattah Alfarhy Menuntut ilmu harus ditunjukkan dengan sikap semangat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Waktu tidak boleh terbuang sia-sia tanpa mendatangkan manfaat. Membaca dan memahami suatu materi pelajaran yang sudah atau belum dijelaskan guru, merupakan suatu kewajiban bagi setiap pelajar. Kalau menemukan kesulitan pada suatu persoalan, bertanya dan diskusi bersama teman merupakan suatu hal yang perlu dilakukan. Sehingga, tidak mudah beralih pada persoalan lain sebelum satu persoalan selesai dan dipahami dengan baik.  Adakalanya, tempat duduk yang telah ditentukan oleh seorang guru harus dipenuhi sebagai perintah yang tidak boleh dilanggar. Namun, apabila ada seorang teman yang menempati tempat tersebut, tidak perlu berkelahi atau saling memaksakan melainkan hal yang penting dilakukan ialah melaporkan ke guru yang semula menentukan tempat duduk tersebut.  Pada waktu pelajaran telah dimulai, segera bergegas tinggalkan obrolan bersama teman sekelas untu...

Guru Ngaji

Oleh: Fattah Alfarhy Teringat di masa kecil, saat waktu menjelang Magrib. Lima belas menit lagi adzan akan berkumandang. Tampak dari kejauhan anak-anak berbaris dengan rapinya membawa kitab Turutan dalam dekapannya. Mereka berjalan penuh suka cita. Sesampainya di Musholla, mereka bergegas membantu teman-teman lainnya yang sedari tadi gotong royong mengisi bak tempat air wudlu. Tampak sudah cukup untuk dipakai wudlu para jama'ah shalat Magrib dan Isya', mereka pun menghentikan aktifitasnya. Satu dari mereka segera meraih mikrofon lusuh yang sudah penuh bisikan saat bersuara. Adzan pun berkumandang olehnya. Merdunya suara anak kecil itu. Para jama'ah pun bertanya-tanya, "Anak siapa itu? Alangkah indahnya, lantunan adzan yang dibawakannya." Semua bergegas memenuhi barisan shaf terdepan selepas berwudlu. Sembari menunggu imam, mereka bersama-sama melantunkan lagu-lagu Islami yang penuh makna. Orang menyebutnya sebagai "puji-pujian" yang bermuatan seruan-se...

Di Antara Sekian Anomali Kuasa

Selama ini, mungkin sulit untuk memahami realitas. Karena, pada prinsipnya melihat itu sudah cukup. Anomali yang tercipta secara organik gagal terbaca oleh sekian ribu mata yang tak teliti. Mereka bisa bilang, "Karena belum ada yang menyatakan hal tersebut." Namun, apapun adanya dalam setiap fenomena tentu ada sikap sebagai perwakilan pandangan. Tidak menyebut siapa yang benar dan apa yang dikatakan. Semua kembali pada basis semesta yang natural. Lain halnya, jika dikembalikan kepada keraguan akan berhenti pada fanatisme semata. Lalu, apa yang terlihat oleh sepasang mata dan pikiran personal? Ada yang bilang, "Itu dikembalikan kepada kondisi sosial dan politik yang berlaku. Tidak lazim memulangkan kepada kesimpulan spontan para pasukan sorak gembira." Beginilah satu dari sekian wajah klasifikasi kerutan kain perdamaian. Tidak ada yang mengira seseorang yang pernah berkata ini, akan berkata lain di waktu yang berbeda. Dan pada akhirnya, semua berteriak ada kuasa d...