Langsung ke konten utama

Menemukan Ide, Segera Tulis

Oleh: Fattah Alfarhy

Tentang tulisan hari ini, terasa garing. Kenapa garing? Karena tidak dibarengi rasa yang menyenangkan ketika menuliskannya. Hanya berjalan, itu saja. Tiada rasa mood yang pas untuk mengungkapkan curahan pikiran. Entah semua pada ke mana. Padahal selalu ditunggu kehadirannya. Sepuluh kata saja terasa berat untuk dirangkai ke dalam satu kalimat.

Tak terasa hari sudah menjelang gelap. Belum juga hadir sedikit pun ide yang melantik diri mengayunkan jari penuh kelincahan. Padahal, sedari pagi menunggu dan menunggu kata pertama muncul untuk segera dituliskan.

Akan tetapi, memang tak segera datang. Dan entah masih nyasar ke mana. Ditunggu tak datang-datang, seperti bang Toyib saja. Tapi, terkadang memang begitu. Sewajarnya kerinduan menunggu kata pertama datang, selayaknya menunggu balasan chatting dari si doi.

Dan sampai menjelang tidur pun belum juga datang. Mau nyari di manapun tidak ketemu. Sebenarnya bukan masalah ketemunya, barangkali karena malas menuliskannya. Ternyata benar, menyesal selalu di akhir. Adakalanya ide itu berjubelan tanpa mengenal waktu. Sayang sekali, kalau sudah puluhan ide melintas lalu menguap begitu saja.

Itu dia masalahnya, kalau suka menunggu moody lagi enak. Kalau sedang tidak mood, sia-sia saja ide bermunculan. Bilangnya tidak ketemu ide di awal. Di tengah-tengah tidak sempat nulis. Dan di akhirnya sedang tidak mood jadi alasan utama. Ujungnya, ide tidak terjaring. Satu kata pun tidak tertuliskan dalam waktu yang cukup panjang.

Waktu yang dimiliki tiap orang itu sama semua. Genap 24 jam tanpa kurang atau lebih. Tapi, kegunaan waktunya sangat berbeda jauh satu dengan lainnya. Sebagai contohnya, menulis satu kata saja sulitnya minta ampun. Terlebih lagi buat satu kalimat, kebingungan seringnya. Dan apalagi disuruh buat puluhan kalimat dalam satu paragraf sampai jadi artikel, sepertinya harus nunggu dua hari. Itu pun bukan jaminan.

Oleh karena itu, menulis itu bukan soal banyaknya ide atau kata. Keberadaan ide bukan ditentukan oleh tempat dan waktu. Akan tetapi, ide bisa muncul kapan saja. Sedangkan kata-kata itu akan selalu melintas dalam pikiran, selama belum memejamkan mata. Sehingga, sehari semalam akan sangat berharga bila pandai menuliskan sesuatu yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Ide akan berhamburan jika dibiarkan terbang begitu saja. Sebaliknya, ide akan tetap abadi jika pandai mengikat dan menjaganya. Maka, setiap ketemu ide segera tulis saja. []

Yogyakarta, 10 September 2018

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day_8

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adab Mencari Ilmu

Oleh: Fattah Alfarhy Menuntut ilmu harus ditunjukkan dengan sikap semangat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Waktu tidak boleh terbuang sia-sia tanpa mendatangkan manfaat. Membaca dan memahami suatu materi pelajaran yang sudah atau belum dijelaskan guru, merupakan suatu kewajiban bagi setiap pelajar. Kalau menemukan kesulitan pada suatu persoalan, bertanya dan diskusi bersama teman merupakan suatu hal yang perlu dilakukan. Sehingga, tidak mudah beralih pada persoalan lain sebelum satu persoalan selesai dan dipahami dengan baik.  Adakalanya, tempat duduk yang telah ditentukan oleh seorang guru harus dipenuhi sebagai perintah yang tidak boleh dilanggar. Namun, apabila ada seorang teman yang menempati tempat tersebut, tidak perlu berkelahi atau saling memaksakan melainkan hal yang penting dilakukan ialah melaporkan ke guru yang semula menentukan tempat duduk tersebut.  Pada waktu pelajaran telah dimulai, segera bergegas tinggalkan obrolan bersama teman sekelas untu...

Adab Belajar, Mengkaji Ulang dan Berdiskusi

Oleh: Fattah Alfarhy Jika menginginkan hasil yang lebih baik dalam memahami suatu pelajaran, jangan sendirian ketika belajar. Barangkali dengan belajar bersama teman akan lebih mudah untuk bertukar pendapat dan bisa saling membantu dalam hal tersebut. Walaupun telah memahami suatu pelajaran, tidak sepatutnya meninggalkan buku pelajaran begitu saja. Sudah seharusnya tetap belajar dan berdiskusi dengan teman ialah lebih baik seakan-akan masih belajar di hadapan guru sebenarnya. Ketika belajar harus berlaku sopan terhadap siapa saja, sekalipun di hadapan teman sendiri. Tidak semestinya menunjukkan kepandaian apapun di hadapan teman dengan melecehkannya yang lebih lambat dalam memahami suatu pelajaran. Tidak perlu berdebat kusir yang berkepanjangan pada suatu hal yang jelas salahnya, dan jangan sampai membawa ilmu kepada jalan yang batil. Karena, ilmu itu amanah dari Allah Swt. yang harus dibawa dengan sebaik-baiknya dengan tidak menyia-nyiakannya. Sehingga, mengkaji ulang merupa...

Guru Ngaji

Oleh: Fattah Alfarhy Teringat di masa kecil, saat waktu menjelang Magrib. Lima belas menit lagi adzan akan berkumandang. Tampak dari kejauhan anak-anak berbaris dengan rapinya membawa kitab Turutan dalam dekapannya. Mereka berjalan penuh suka cita. Sesampainya di Musholla, mereka bergegas membantu teman-teman lainnya yang sedari tadi gotong royong mengisi bak tempat air wudlu. Tampak sudah cukup untuk dipakai wudlu para jama'ah shalat Magrib dan Isya', mereka pun menghentikan aktifitasnya. Satu dari mereka segera meraih mikrofon lusuh yang sudah penuh bisikan saat bersuara. Adzan pun berkumandang olehnya. Merdunya suara anak kecil itu. Para jama'ah pun bertanya-tanya, "Anak siapa itu? Alangkah indahnya, lantunan adzan yang dibawakannya." Semua bergegas memenuhi barisan shaf terdepan selepas berwudlu. Sembari menunggu imam, mereka bersama-sama melantunkan lagu-lagu Islami yang penuh makna. Orang menyebutnya sebagai "puji-pujian" yang bermuatan seruan-se...