Langsung ke konten utama

Berbagi Cerita Adalah Nyawa di Masa Depan

Oleh: Fattah Alfarhy

Mungkin pernah dengar sebuah jargon "Jasmerah" yang merupakan singkatan dari "Jangan sekali-kali melupakan sejarah". Tidak asing di telinga dan sering terdengar saat pelajaran di kelas maupun di ceramah-ceramah yang isinya tentang kebangsaan. Sejarah merupakan aset bagi bangsa. Keberadaannya akan menjadi peninggalan berharga bagi anak cucu. Kalau pun mereka tidak sezaman dalam hidup, setidaknya mereka bisa membaca sejarah perjuangan kakek leluhur yang telah tiada.

Sebuah kebaikan yang ditanam tidak akan pernah hilang sebagai pahala. Kebaikan itu hanya dilupakan. Karena, kebaikan satu akan tertutup oleh kebaikan lain pada sesi selanjutnya. Ketika telah menjadi baik, jangan tanggung-tanggung untuk menjadi baik seutuhnya dan selamanya. Saat ada yang ingin menghasut tentang perubahan itu, tidak usah dihiraukan. Karena tanpa disadari kebaikan itu akan selalu dikenang dan menjadi catatan cerita baik bagi anak cucu di masa depan.

Berbagi cerita selalu asyik bagi kedua teman yang sudah lama tidak bertemu. Reunian dan makan-makan menjadi agenda tahunan yang sayang dilewatkan. Maka, jangan sampai diwarnai sharing cerita yang kurang baik. Karena dikhawatirkan itu akan menimbulkan trauma dan kenangan pahit yang menyesakkan.

Ibarat sebuah nyawa dalam kehidupan selanjutnya, cerita baik adalah hidup seseorang setelah wafatnya. Jika itu cerita kebaikan, semoga bisa jadi pahala bagi yang telah meninggalkan jejak ceritanya. Namun, jika itu keburukan jangan sampai itu menjadi satu momok yang dijadikan alat untuk membully dan menjatuhkan nama keluarga. Maka, hakikat ketiadaan seseorang akan selalu diiringi amal perbuatannya. Amal inilah yang akan diceritakan sebagai kehidupan seseorang yang telah tiada di dunia.

Oleh karena itu, bila ada reuni dengan teman-teman usahakan hadir walau sekedar untuk menyapa. Jika ada sesi melepas kerinduan, sayang untuk dilewatkan. Di sanalah waktu yang tepat untuk berbagi cerita sesama teman lama. Ketika itu menjadi saat yang tepat untuk memberikan kebaikan walau hanya berupa cerita kepada sesama.

Sehingga, dengan cerita kebaikan itu nyawa kehidupan dalam kebaikan akan selalu turun temurun dan menjadi pahala yang mengalir. Syukur kalau mendengarkan, langsung ikut mengamalkan juga. Itu sungguh akan menjadi tabungan akhirat yang tiada hentinya. Walau jasad sudah tiada, tapi jasa akan dikenang sepanjang masa oleh anak cucu dan kolega. Tanpa disadari, itu akan menjadi amal yang terus berjalan walau sudah berbaring di peraduan. []

Yogyakarta, 10 September 2018

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day_8

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adab Mencari Ilmu

Oleh: Fattah Alfarhy Menuntut ilmu harus ditunjukkan dengan sikap semangat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Waktu tidak boleh terbuang sia-sia tanpa mendatangkan manfaat. Membaca dan memahami suatu materi pelajaran yang sudah atau belum dijelaskan guru, merupakan suatu kewajiban bagi setiap pelajar. Kalau menemukan kesulitan pada suatu persoalan, bertanya dan diskusi bersama teman merupakan suatu hal yang perlu dilakukan. Sehingga, tidak mudah beralih pada persoalan lain sebelum satu persoalan selesai dan dipahami dengan baik.  Adakalanya, tempat duduk yang telah ditentukan oleh seorang guru harus dipenuhi sebagai perintah yang tidak boleh dilanggar. Namun, apabila ada seorang teman yang menempati tempat tersebut, tidak perlu berkelahi atau saling memaksakan melainkan hal yang penting dilakukan ialah melaporkan ke guru yang semula menentukan tempat duduk tersebut.  Pada waktu pelajaran telah dimulai, segera bergegas tinggalkan obrolan bersama teman sekelas untu...

Adab Belajar, Mengkaji Ulang dan Berdiskusi

Oleh: Fattah Alfarhy Jika menginginkan hasil yang lebih baik dalam memahami suatu pelajaran, jangan sendirian ketika belajar. Barangkali dengan belajar bersama teman akan lebih mudah untuk bertukar pendapat dan bisa saling membantu dalam hal tersebut. Walaupun telah memahami suatu pelajaran, tidak sepatutnya meninggalkan buku pelajaran begitu saja. Sudah seharusnya tetap belajar dan berdiskusi dengan teman ialah lebih baik seakan-akan masih belajar di hadapan guru sebenarnya. Ketika belajar harus berlaku sopan terhadap siapa saja, sekalipun di hadapan teman sendiri. Tidak semestinya menunjukkan kepandaian apapun di hadapan teman dengan melecehkannya yang lebih lambat dalam memahami suatu pelajaran. Tidak perlu berdebat kusir yang berkepanjangan pada suatu hal yang jelas salahnya, dan jangan sampai membawa ilmu kepada jalan yang batil. Karena, ilmu itu amanah dari Allah Swt. yang harus dibawa dengan sebaik-baiknya dengan tidak menyia-nyiakannya. Sehingga, mengkaji ulang merupa...

Guru Ngaji

Oleh: Fattah Alfarhy Teringat di masa kecil, saat waktu menjelang Magrib. Lima belas menit lagi adzan akan berkumandang. Tampak dari kejauhan anak-anak berbaris dengan rapinya membawa kitab Turutan dalam dekapannya. Mereka berjalan penuh suka cita. Sesampainya di Musholla, mereka bergegas membantu teman-teman lainnya yang sedari tadi gotong royong mengisi bak tempat air wudlu. Tampak sudah cukup untuk dipakai wudlu para jama'ah shalat Magrib dan Isya', mereka pun menghentikan aktifitasnya. Satu dari mereka segera meraih mikrofon lusuh yang sudah penuh bisikan saat bersuara. Adzan pun berkumandang olehnya. Merdunya suara anak kecil itu. Para jama'ah pun bertanya-tanya, "Anak siapa itu? Alangkah indahnya, lantunan adzan yang dibawakannya." Semua bergegas memenuhi barisan shaf terdepan selepas berwudlu. Sembari menunggu imam, mereka bersama-sama melantunkan lagu-lagu Islami yang penuh makna. Orang menyebutnya sebagai "puji-pujian" yang bermuatan seruan-se...