Langsung ke konten utama

Berceritalah Seperlunya

Oleh: Fattah Alfarhy
"Jarang mengungkapkan semuanya adalah tindakan bijak." (Strunk Dan White)
Tanpa kita sadari, terkadang bercerita itu tidak pernah ada batasnya. Bercerita itu selayaknya pernyiar radio yang tidak peduli bakal didengar orang apa tidak. Serasa ketika bercerita itu tidak ada rasa canggung sedikit pun untuk mengungkapkan sekian peristiwa sedetail mungkin. Sehingga, terkadang terjadi pernyataan yang seharusnya dirahasiakan tanpa disadari. Dan karena sudah terlanjur, penyesalan selalu terjadi di akhir.

Cerita apapun itu baik, sebagai bentuk keterbukaan kepada kawan atau siapa saja sebagai pendengarnya. Ketika bercerita seakan-akan mengajak pendengar masuk ke dalam cerita tersebut tanpa tabir sedikit pun. Cerita yang disampaikan tambah meyakinkan ketika dialog berhasil ditampilkan dengan sangat elegan. Hal itu semakin menambah semangat para pendengar untuk mengobati rasa penasarannya.

Ketika telah sampai para konfilk yang sangat menantang, tiba-tiba cerita itu berubah menjadi satu bumerang bagi penyampainya. Tanpa disadari, dia tengah menjelekkan dirinya sendiri di hadapan para pendengar. Akibatnya, para pendengar yang semula simpatik kepadanya berubah sikap menjadi antipati terhadapnya. Kebetulan cerita yang disampaikan sudah sangat jelas dan tidak bisa ditutupi lagi.

Oleh karena itu, bercerita itu memang menarik untuk mencurahkan perasaan dan dalam rangka meminta solusi terbaik. Kalau memiliki masalah, berharap dengan bercerita ada orang yang akan membantunya. Selanjutnya, cerita tersebut bisa dijadikan teladan jika dalam bentuk kebaikan. Dan juga bisa menjadi peringatan agar tak terulang lagi jika merupakan bentuk kesalahan atau keburukan. Namun, dalam bercerita apapun yang menyangkut diri pribadi atau masalah orang lain jangan sampai mengungkapkan semuanya. Setidaknya, cerita tersebut telah ditangkap dan dipahami oleh pendengar.

Menceritakan semua hal tentang seseorang atau permasalahan bukan termasuk hal yang bijak. Karena semua pertanyaan tidak semua harus dijawab. Segala hal tentang sesuatu atau seseorang tidak seharunya diceritakan kepada orang lain. Di sinilah pentingnya untuk memahami privasi dan rahasia dengan segala batasan dan kekurangannya. Karena itu, ketika bercerita terhadap siapapun jangan asal cerita tanpa dibatasi ruang lingkup masalahnya. Jangan pula asal menceritakan segalanya tanpa batasan. Maka, ketika ingin menjadi bijak bicaralah seperlunya dan berceritalah sebatas untuk minta dipahami.

Yogyakarta, 09 Oktober 2018

#KomunitasODOP

#ODOP_6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adab Mencari Ilmu

Oleh: Fattah Alfarhy Menuntut ilmu harus ditunjukkan dengan sikap semangat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Waktu tidak boleh terbuang sia-sia tanpa mendatangkan manfaat. Membaca dan memahami suatu materi pelajaran yang sudah atau belum dijelaskan guru, merupakan suatu kewajiban bagi setiap pelajar. Kalau menemukan kesulitan pada suatu persoalan, bertanya dan diskusi bersama teman merupakan suatu hal yang perlu dilakukan. Sehingga, tidak mudah beralih pada persoalan lain sebelum satu persoalan selesai dan dipahami dengan baik.  Adakalanya, tempat duduk yang telah ditentukan oleh seorang guru harus dipenuhi sebagai perintah yang tidak boleh dilanggar. Namun, apabila ada seorang teman yang menempati tempat tersebut, tidak perlu berkelahi atau saling memaksakan melainkan hal yang penting dilakukan ialah melaporkan ke guru yang semula menentukan tempat duduk tersebut.  Pada waktu pelajaran telah dimulai, segera bergegas tinggalkan obrolan bersama teman sekelas untu...

Adab Belajar, Mengkaji Ulang dan Berdiskusi

Oleh: Fattah Alfarhy Jika menginginkan hasil yang lebih baik dalam memahami suatu pelajaran, jangan sendirian ketika belajar. Barangkali dengan belajar bersama teman akan lebih mudah untuk bertukar pendapat dan bisa saling membantu dalam hal tersebut. Walaupun telah memahami suatu pelajaran, tidak sepatutnya meninggalkan buku pelajaran begitu saja. Sudah seharusnya tetap belajar dan berdiskusi dengan teman ialah lebih baik seakan-akan masih belajar di hadapan guru sebenarnya. Ketika belajar harus berlaku sopan terhadap siapa saja, sekalipun di hadapan teman sendiri. Tidak semestinya menunjukkan kepandaian apapun di hadapan teman dengan melecehkannya yang lebih lambat dalam memahami suatu pelajaran. Tidak perlu berdebat kusir yang berkepanjangan pada suatu hal yang jelas salahnya, dan jangan sampai membawa ilmu kepada jalan yang batil. Karena, ilmu itu amanah dari Allah Swt. yang harus dibawa dengan sebaik-baiknya dengan tidak menyia-nyiakannya. Sehingga, mengkaji ulang merupa...

Guru Ngaji

Oleh: Fattah Alfarhy Teringat di masa kecil, saat waktu menjelang Magrib. Lima belas menit lagi adzan akan berkumandang. Tampak dari kejauhan anak-anak berbaris dengan rapinya membawa kitab Turutan dalam dekapannya. Mereka berjalan penuh suka cita. Sesampainya di Musholla, mereka bergegas membantu teman-teman lainnya yang sedari tadi gotong royong mengisi bak tempat air wudlu. Tampak sudah cukup untuk dipakai wudlu para jama'ah shalat Magrib dan Isya', mereka pun menghentikan aktifitasnya. Satu dari mereka segera meraih mikrofon lusuh yang sudah penuh bisikan saat bersuara. Adzan pun berkumandang olehnya. Merdunya suara anak kecil itu. Para jama'ah pun bertanya-tanya, "Anak siapa itu? Alangkah indahnya, lantunan adzan yang dibawakannya." Semua bergegas memenuhi barisan shaf terdepan selepas berwudlu. Sembari menunggu imam, mereka bersama-sama melantunkan lagu-lagu Islami yang penuh makna. Orang menyebutnya sebagai "puji-pujian" yang bermuatan seruan-se...