Oleh: Fattah Alfarhy
Apa yang terlintas di pikiran, bukan harus selalu dinyatakan. Semua yang
telah terjadi sudah berlalu. Segala hal yang menjadi keinginan bukan berarti
dibutuhkan. Dan semua yang menjadi jalan hidup tidak harus disesali sebagai
penghambat atau malah menghalangi diri untuk maju. Hidup itu simpel saja. Tidak
perlu mencari yang di luar kemampuan diri. Atau lebih bijaknya merasa cukup
dengan segala pemberian yang sekarang ada di tangan sendiri. Justru mengembangkan
sikap menerima apa adanya jauh lebih penting daripada berharap sesuatu yang
belum pernah ada dan terjadi.
Tidak patut juga untuk memikirkan sesuatu yang belum pernah terjadi. Itu
akan mengganggu pikiran. Ketika hanya memikirkan apa yang terjadi di esok
harinya, pasti yang ada hanya akan kehilangan momen dan kesempatan hari ini.
Karena, masa lalu itu takkan pernah terulang lagi sedangkan masa depan itu
suci. Tidak perlu dipikirkan yang sudah berlalu, dan juga tidak boleh terlalu
menghabiskan waktu untuk berpikir tentang masa depan. Jalani saja yang ada,
dengan bekal diri secukupnya. Nikmati saja anugerah tanpa mencaci apa yang
belum singgah. Dan akhirnya bersyukur menjadi satu kunci menjalani hidup
sederhana.
Ini bukan soal perasaan atau keinginan semata. Kenyataan yang telah hadir
di tengah kehidupan harus menjadi satu modal yang harus diperjuangkan. Tidak
perlu menunggu nanti, tidak perlu menunggu hari esok. Apalagi tidak menghargai
waktu yang tinggal sedikit tersisakan. Menerima pemberian itu sudah seharusnya.
Sebab, belum tentu ada kemampuan untuk melakukan hal yang sebanding dengan itu.
Sehingga, kesempatan yang ada harus dioptimalkan dengan segala waktu yang
tersedia. Kenyataan yang dihadapi harus sebanding dengan kemampuan diri yang
sederhana. Tanpa melebihkan diri dan merendahkan kemampuan di balik kenyataan
yang selalu hadir tanpa bisa dikenal terlebih dulu.
Ketika kata sederhana itu melingkupi kehidupan, yang ada cuma rasa cukup
untuk senantiasa bersyukur dan bersabar. Hidup itu berjalan sesuai dengan
polanya. Namun, bukan tidak mungkin pola hidup itu diatur sedemikian rupa demi
mencapai kenyataan ideal yang diharapkan. Jika hidup itu serba tidak
menyesuaikan pola kehidupan yang berjalan, justru akan melukai diri dalam
pengharapan. Karena hidup bukan sedekar pola hidup, melainkan cara pandang dan
berpikir dalam kesederhanaan. Jika mampu bersikap sederhana dalam satu
kebutuhan, itu menjadi awal untuk membiasakan diri menjalani pola hidup penuh
kebahagiaan. It’s so nice to do, to enjoy and to be gratefully.
Yogyakarta, 18 Oktober 2018
#KomunitasODOP
#ODOP_6
Komentar
Posting Komentar