Langsung ke konten utama

Katakan Kebenaran atau Diam Saja

Oleh: Fattah Alfarhy

Akhir-akhir ini marak berita hoax di masyarakat. Berita hoax dikenal sebagai berita bohong seperti dikutip dari Kamus Bahasa Inggris. Hoax merupakan cerita yang sarat dengan kebohongan yang dapat difungsikan sebagai alat untuk menipu atau bermaksud jahat terhadap orang lain. Kebohongan itu terkadang disusun secara sistematis agar tidak terbaca oleh masyarakat. Sehingga, seringkali masyarakat pun hanya menjadi obyek empuk berita hoax.

Awamnya masyarakat terhadap akses informasi yang bermutu, menjadikan mereka hanya terfokus pada sosial media. Amat disayangkan kalau itu sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan kebutuhan. Sampai-sampai mengalahkan kegiatan pokok yang seharusnya lebih dipentingkan. Tidak heran, kalau sekarang banyak ditemukan ibu-ibu beraktifitas di rumah tanpa terpisah dengan smartphonenya. Entah itu memasak, beres-beres rumah sampai mengasuh anak tidak mau meletakkan gawainya walau sejenak.

Alih-alih meletakkan, menon-aktifkan sejenak saja akan khawatir ketinggalan berita dan story dari teman-temannya. Dan pada akhirnya, kebiasaan mengintip dan kepo urusan orang lain bermula dari hal tersebut. Sejak pagi sampai sore, belum lengkap kalau belum membahas gosip terbaru di grup dan komunitasnya. Awalnya yang tidak tahu, jadi tahu kabar dari grup tersebut. Tidak pernah dipertimbangkan apakah itu berita bohong atau tidak. Asalkan ada kuota dan jaringan internet rasanya untuk menyebarkan berita-berita yang baru didalam di grup sangat mudah bagi komunitas seperti mereka.

Akibatnya, hanya butuh waktu yang tidak lama untuk meneruskan berita-berita yang masih jauh dari kebenarannya. Barangkali dianggapnya kalau menyebarkan berita tersebut tidak termasuk sebagai pemberian kabar berita. Dan pada umumnya berita itu disampaikan lewat lisan. Namun, dengan berita hoax tersebut media tulisan pun menjadi satu perantara yang sangat mendukung demi tersiarnya keburukan orang lain, kebohongan publik dan bahkan yang berpeluang memecah persatuan umat dan bangsa. Ini merupakan satu kekhawatiran yang patut diperhatikan.

Jangan-jangan kalau sekarang ibunya, besok bisa jadi anaknya yang ikut-ikutan menyebarkan. Ini patut menjadi renungan bersama bagi kita semua. Karena itu, jangan gampang menyebar berita yang berpotensi menebar kebencian atau pun fitnah. Sebagai muslim yang taat kita perlu ingat pesan Rasulullah, "Katakan kebenaran atau diam saja." Kalau berita itu tidak benar, atau belum tentu benar lebih baik diam saja. Jangan sampai ikut-ikutan menyebarkan berita hoax yang berantai dosanya. Sehingga, jika berita itu tidak benar, lupakan. Kalau takut menyakiti perasaan atau mencelakai orang, lebih baik diam saja.

Yogyakarta, 12 Oktober 2018

#KomunitasODOP
#ODOP_6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adab Mencari Ilmu

Oleh: Fattah Alfarhy Menuntut ilmu harus ditunjukkan dengan sikap semangat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Waktu tidak boleh terbuang sia-sia tanpa mendatangkan manfaat. Membaca dan memahami suatu materi pelajaran yang sudah atau belum dijelaskan guru, merupakan suatu kewajiban bagi setiap pelajar. Kalau menemukan kesulitan pada suatu persoalan, bertanya dan diskusi bersama teman merupakan suatu hal yang perlu dilakukan. Sehingga, tidak mudah beralih pada persoalan lain sebelum satu persoalan selesai dan dipahami dengan baik.  Adakalanya, tempat duduk yang telah ditentukan oleh seorang guru harus dipenuhi sebagai perintah yang tidak boleh dilanggar. Namun, apabila ada seorang teman yang menempati tempat tersebut, tidak perlu berkelahi atau saling memaksakan melainkan hal yang penting dilakukan ialah melaporkan ke guru yang semula menentukan tempat duduk tersebut.  Pada waktu pelajaran telah dimulai, segera bergegas tinggalkan obrolan bersama teman sekelas untu...

Adab Belajar, Mengkaji Ulang dan Berdiskusi

Oleh: Fattah Alfarhy Jika menginginkan hasil yang lebih baik dalam memahami suatu pelajaran, jangan sendirian ketika belajar. Barangkali dengan belajar bersama teman akan lebih mudah untuk bertukar pendapat dan bisa saling membantu dalam hal tersebut. Walaupun telah memahami suatu pelajaran, tidak sepatutnya meninggalkan buku pelajaran begitu saja. Sudah seharusnya tetap belajar dan berdiskusi dengan teman ialah lebih baik seakan-akan masih belajar di hadapan guru sebenarnya. Ketika belajar harus berlaku sopan terhadap siapa saja, sekalipun di hadapan teman sendiri. Tidak semestinya menunjukkan kepandaian apapun di hadapan teman dengan melecehkannya yang lebih lambat dalam memahami suatu pelajaran. Tidak perlu berdebat kusir yang berkepanjangan pada suatu hal yang jelas salahnya, dan jangan sampai membawa ilmu kepada jalan yang batil. Karena, ilmu itu amanah dari Allah Swt. yang harus dibawa dengan sebaik-baiknya dengan tidak menyia-nyiakannya. Sehingga, mengkaji ulang merupa...

Guru Ngaji

Oleh: Fattah Alfarhy Teringat di masa kecil, saat waktu menjelang Magrib. Lima belas menit lagi adzan akan berkumandang. Tampak dari kejauhan anak-anak berbaris dengan rapinya membawa kitab Turutan dalam dekapannya. Mereka berjalan penuh suka cita. Sesampainya di Musholla, mereka bergegas membantu teman-teman lainnya yang sedari tadi gotong royong mengisi bak tempat air wudlu. Tampak sudah cukup untuk dipakai wudlu para jama'ah shalat Magrib dan Isya', mereka pun menghentikan aktifitasnya. Satu dari mereka segera meraih mikrofon lusuh yang sudah penuh bisikan saat bersuara. Adzan pun berkumandang olehnya. Merdunya suara anak kecil itu. Para jama'ah pun bertanya-tanya, "Anak siapa itu? Alangkah indahnya, lantunan adzan yang dibawakannya." Semua bergegas memenuhi barisan shaf terdepan selepas berwudlu. Sembari menunggu imam, mereka bersama-sama melantunkan lagu-lagu Islami yang penuh makna. Orang menyebutnya sebagai "puji-pujian" yang bermuatan seruan-se...